Postingan

Pandemi, Ekonomi, dan Wajah Kita Saat Ini

Gambar
2020 akan menjadi sejarah, bagaimana miliaran penduduk bumi dihadapkan pada situasi yang tak pasti. Suatu kondisi yang tidak pernah terbayang sebelumnya oleh siapa pun: ketika kehidupan normal berubah secara drastis hanya dalam waktu tak lebih dari tiga bulan. Jalan-jalan yang ramai, antrean yang mengular di tempat hiburan dan rekreasi, hiruk-pikuk pasar, ramainya konser, dan kegiatan-kegiatan lainnya yang melibatkan massa, tiba-tiba diharamkan. Jalan berubah lengang, keramaian dilarang, bahkan sekadar nongkrong dengan tetangga pun jadi hal yang mengundang keresahan. Inilah masa ketika sejarah mencatat sebuah ancaman serius pada peradaban: pandemi covid-19. Media massa santer mengabarkan bahwa pandemi ini bermula di Wuhan, ibukota Provinsi Hubei di Republik Rakyat Tiongkok. Pada 31 Desember 2019, masyarakat dan kalangan medis dihebohkan dengan penyakit misterius serupa pneumonia. Berawal dari 7 kasus, 19 kasus, 44 kasus, dan selanjutnya laporan-laporan kasus baru merebak begit

Wejangan Sir Muhammad Iqbal dan Literasi di Pesantren

Gambar
Sastrawan, filosof, sekaligus reformis asal Pakistan, Sir Muhammad Iqbal, pernah memberikan wejangannya tentang menulis. Menurutnya, kemampuan menulis sebagai buah dari intelektualitas dapat diasah dengan empat jenis bacaan. Tak hanya menjadikan keahlian menulis kita semakin baik, secara umum kapasitas kita sebagai manusia pun akan ikut terbangun. Ia menuturkan: “Bacalah empat jenis bacaan. Pertama, bacaan tentang agamamu; kedua, buku-buku sastra; ketiga, bacaan-bacaan yang berhubungan dengan pekerjaan, keahlian, atau kesenanganmu; dan keempat, bacaan dengan tema yang sama sekali kamu tidak menguasai atau bahkan tidak kamu sukai.” Pertama , membaca bacaan atau buku-buku yang berhubungan dengan agama kita. Muhammad Iqbal ialah seorang muslim, yang dengan predikat tersebut ia sadar bahwa atribut kemuslimannya senantiasa melekat. Sebagai seorang muslim, ia tahu bahwa agama merupakan fondasi hidup. Maka, ia menempatkan agama sebagai prioritas. Pandangan seperti ini sejatinya b

Sang Comte yang Awet Muda - kutipan naskah non-fiksi

Alkemis yang tak pernah diketahui secara jelas asal-usulnya Sahabat para raja dan ningrat di Eropa Konon h idup sejak zaman Isa Al Masih Muncul di berbagai peristiwa sejarah dari zaman ke zaman Tersebutlah seorang Comte [1] bernama Saint Germain. Menurut catatan sejarah, ia lahir pada rentang abad 17 atau 18, sekira tahun 1600 atau awal 1700-an. Namun catatan-catatan lainnya mengundang tanda tanya. Sebab , berbagai keterangan menyebut sosok yang menyerupai Saint Germain muncul dari masa ke masa. Bahkan konon ia telah hidup sejak zaman Isa Al Masih . Sejumlah catatan menyebutkan bahwa sang Comte ikut menyaksikan peristiwa yang terjadi di Cana, saat Isa Al-Masih mengubah air menjadi anggur. Terlepas dari hebohnya kabar tentang dia telah hidup di masa Isa Al-Masih, kebanyakan dari keterangan yang mengangkat kisah Comte de Saint Germain cenderung menyiratkan bahwa ia lebih dikenal sebagai seorang alkemis yang hidup sekira tahun 1600-an. Semakin mengundang rasa penasaran kare

Menjebak Johan (petikan novel)

Gambar
Ujung jemarinya mengetuk permukaan meja secara bergantian. Kelingking, jari manis, jari tengah, dan telunjuknya, mengintimidasiku. Setelah aku memasuki ruangannya, suasana sempat hening. Ia hanya mempersilakanku duduk dan sengaja menunda pembicaraan. Suara ketukan itu kembali terdengar; kelingking, jari manis, jari tengah, telunjuk. Mematuk meja dengan irama konstan sehingga mengeluarkan bunyi ketuk yang merambat. Tindakan yang cerdas agar orang di hadapanmu merasa tak nyaman. Dari balik kacamatanya, ia menatapku. Mungkin berusaha menebak isi kepalaku juga. Ini membuatku gemas. Namun sisi baiknya, aku senang dia ikut terseret dalam persoalan ini. Ia juga tak bakal sadar bahwa aku tengah mempersiapkan sebuah rencana untuknya, sebuah manuver. Kau bisa saja menganggapku culas. Tapi aku yakin, kita tak perlu sepenuhnya merasa bersalah ketika melakukan suatu “kejahatan” terhadap orang jahat. Lagi pula, aku melakukan ini demi kebaikan semua orang. Jika rencanaku berhasil, keben

Sawang - OUTLINE

Gambar
M alam pekat. Sebuah rumah tampak berdiri kokoh. Tak terlalu besar. Tepat di depannya, sepetak halaman kecil yang ditumbuhi rerumputan dan bunga-bungaan sekadarnya, menjadi pemanis di bagian muka. Sepertinya telah berminggu-minggu mereka tak terurus dan ditelantarkan. Rumah itu bukan rumah tua yang usang, ia rumah yang cukup nyaman untuk ditinggali. Selangkah dari tepi halaman yang tak seberapa luas itu, terdapat sepetak teras. Sementara pintu utama merupakan pintu dengan ukuran yang cukup besar dengan desain sederhana, berpadan dengan sepasang jendela yang mengapitnya di kedua sisi secara simetris. Di lantai dua, sepasang jendela lainnya berbentuk ramping dengan kaca bermozaik warna-warni menambah sentuhan estetis pada bagian atas bangunan. Suara jangkrik nyaring. Bulan terang, tapi ia hanya mampu membuat pantulan cahaya lembut pada dedaunan, pohon, rumput, dan tentu saja, pada bangunan rumah itu yang sunyi dan redup. Sawang tiba-tiba terbangun dari tidur